Laporan Solok– Jakarta kembali menjadi pusat perhatian publik pada Senin, 1 September 2025, setelah sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi serentak di berbagai titik. Berdasarkan catatan Polres Metro Jakarta Pusat, aksi-aksi tersebut tersebar di kawasan Tanah Abang, Gambir, Senen, Menteng, hingga Sawah Besar dengan isu yang beragam, mulai dari persoalan hak asasi manusia, kasus korupsi, hingga kritik terhadap program strategis pemerintah.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menegaskan bahwa seluruh aksi pada hari ini telah sesuai prosedur dan pemberitahuan yang diajukan ke pihak kepolisian. “Semua kegiatan sudah terdaftar, aparat dikerahkan untuk mengawal agar aksi berjalan tertib dan kondusif,” ujarnya.
Berikut rangkuman 9 titik aksi demo 1 September 2025 di Jakarta beserta isu yang diangkat:
1. Depan Gedung DPR/MPR RI
Aksi dipimpin Aliansi BEM Tangerang Selatan di bawah komando Reza Riskiawan dan Ahmad Ryani dengan sekitar 50 peserta. Mereka mengangkat isu klasik namun belum tuntas:
-
Penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1998
-
Desakan pengesahan RUU Perampasan Aset
-
Tuntutan penurunan gaji DPR
-
Penolakan terhadap RUU KUHAP
-
Kritik terhadap Program Strategis Nasional (PSN)
Mahasiswa menilai DPR gagal mewakili kepentingan rakyat dan justru semakin menjauh dari semangat reformasi.
2. Depan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) RI
Seorang mantan dosen Universitas Muhammadiyah Madiun melakukan aksi tunggal untuk menyoroti dugaan ketidakberpihakan tim audit Inspektorat Jenderal (Itjen) dalam kasus ijazah ilegal tahun 2022. Menurutnya, Kemendikbudristek perlu lebih transparan dan akuntabel dalam menindak dugaan pelanggaran akademik.
3. Kantor Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik)
Koalisi Mahasiswa Nusantara (Kamnas) menggelar aksi menuntut pengusutan dugaan korupsi distribusi anggaran beasiswa. Mereka menilai dana pendidikan seringkali tidak tepat sasaran, merugikan mahasiswa berprestasi dari kalangan kurang mampu.
Baca Juga: Infrastruktur Jalan Penopang Ketahanan Pangan, Lembah Gumanti Jadi Perhatian Nasional
4. Silang Selatan Monas
Lokasi ini menjadi pusat dua aksi berbeda:
-
Lembaga Bantuan Hukum DPD KNPI DKI Jakarta dengan sekitar 200 orang menyoroti kasus tragis kematian pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob. Mereka mendesak penegakan hukum yang transparan.
-
Di saat bersamaan, Pengurus Pusat PMKRI dengan sekitar 30 peserta menuntut pencopotan Kapolri, penolakan terhadap program makan bergizi gratis, serta pemberhentian menteri dan wakil menteri yang rangkap jabatan.
5. Depan Sat Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang
Kelompok Bangun Indonesia Maju dengan 30 orang melakukan aksi menentang tindakan represif aparat Brimob terhadap pengemudi ojek online. Mereka menilai tindakan itu mencederai prinsip perlindungan warga sipil.
6. Menteng – Kantor DPP Partai NasDem
Komunitas Pemantau Korupsi menggelar aksi dengan menyoroti kasus dugaan korupsi program biskuit balita dan ibu hamil. Mereka mendesak kader Partai NasDem, Amelia Anggraini, diperiksa secara serius oleh aparat penegak hukum.
7. Sawah Besar – Kantor Kementerian Agama RI
Gerakan Mahasiswa Pejuang Rakyat (Gempar) mendesak pemerintah segera mengusut dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji. Mereka menilai maraknya isu pungli dan ketidaktransparanan pengelolaan dana haji sangat merugikan jemaah.
8. Sawah Besar – Kantor BPS RI
Di titik lain di kawasan yang sama, Gerakan Muda Anti Korupsi menyampaikan tuntutan agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Badan Pusat Statistik (BPS). Mereka menilai lembaga ini belum mampu memenuhi kebutuhan data nasional secara transparan dan akurat.