Laporan Solok– Upaya menjaga kelestarian hutan sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus digelorakan. Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) serta Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan, Petugas Pendamping Desa, dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
Kegiatan yang berlangsung di Solok Selatan ini menjadi langkah konkret memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan di kawasan konservasi sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
162 Peserta dari Empat Provinsi
Sebanyak 162 peserta ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari penyuluh kehutanan, pendamping desa, kepala resor pengelolaan taman nasional (RPTN), serta masyarakat mitra polhut (MMP) dari empat provinsi yakni Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.
Kepala Balai Besar TNKS menjelaskan, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga wadah untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam menjaga kelestarian hutan.
“Penyuluh, pendamping desa, dan MMP adalah ujung tombak di lapangan. Mereka berperan menyeimbangkan kelestarian alam dengan kebutuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kombinasi Ilmu dan Praktik Lapangan
Materi pelatihan dirancang komprehensif — mulai dari teknik komunikasi dan pendampingan masyarakat, patroli SMART, navigasi dan pengumpulan bahan keterangan (PULBAKET), hingga manajemen perjalanan dan logistik.

Baca Juga: Disdikpora Solok Cetak Wirausaha Muda Lewat Pelatihan Pemuda Pemula
Para narasumber berasal dari berbagai lembaga kredibel, antara lain BP2SDM Kementerian LHK, Ditjen KSDAE, POLRI, Basarnas Solok Selatan, Fauna & Flora International (FFI), serta Yayasan Konservasi Hutan Harimau. Kehadiran para ahli ini diharapkan dapat memperluas wawasan peserta, tak hanya dalam bidang konservasi, tetapi juga dalam aspek keselamatan, manajemen risiko, dan inovasi pemberdayaan masyarakat.
Indra Exploitasia: “Kualitas SDM adalah Kunci”
Kepala BP2SDM Kementerian LHK, drh. Indra Exploitasia Semiawan, menegaskan bahwa keberhasilan konservasi hutan sangat ditentukan oleh kapasitas sumber daya manusia di lapangan.
“Kementerian tidak bisa bekerja sendiri. Pelestarian hutan hanya bisa berhasil dengan kolaborasi, sinergi, dan komunikasi semua pihak,” ujarnya.
Bupati Solok Selatan, H. Khairunas, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi atas inisiatif KemenLHK dan BBTNKS. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjadi bagian dari solusi dalam menjaga keberlanjutan alam.
“Pemerintah daerah siap berkolaborasi agar hutan tetap lestari dan masyarakat di sekitarnya bisa lebih sejahtera,” ujarnya.
Khairunas menilai bahwa keberadaan kawasan TNKS merupakan aset ekologis sekaligus potensi ekonomi bagi masyarakat, jika dikelola secara bijak. Oleh karena itu, Pemkab Solok Selatan berkomitmen memperkuat program pemberdayaan berbasis konservasi — seperti ekowisata, produk hasil hutan bukan kayu, dan agroforestri ramah lingkungan.





