Laporan Solok– Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, memberikan apresiasi tinggi terhadap capaian kelompok tani di Kabupaten Solok yang berhasil meningkatkan hasil panen padi secara signifikan melalui Program Sawah Pokok Murah dan kegiatan Sekolah Lapang Tematik (SLT).
Kegiatan panen raya dan penutupan Sekolah Lapang Tematik tersebut berlangsung di Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, dihadiri oleh Wakil Bupati Solok Candra, jajaran Dinas Pertanian, penyuluh, dan para tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Gubernur Mahyeldi mengungkapkan rasa bangganya atas inovasi dan kerja keras para petani yang mampu meningkatkan hasil panen hingga 20 persen dengan penggunaan biaya yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Pemerintah Provinsi konsisten mengalokasikan 10 persen anggaran daerah untuk sektor pertanian karena 57 persen masyarakat Sumbar hidup dari sektor ini, dengan kontribusi 22 persen terhadap PDRB daerah,” ujar Mahyeldi.
Ia menekankan bahwa semangat Sumatera Barat sejalan dengan visi pemerintah pusat dalam mewujudkan kemandirian dan swasembada pangan nasional. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian juga terus memberikan dukungan, termasuk dalam pengembangan 2.000 hektar lahan kopi di Kabupaten Solok, yang diharapkan mampu memperkuat ekonomi masyarakat petani di daerah tersebut.
Sekolah Lapang Tematik Jadi Motor Inovasi Pertanian
Gubernur Mahyeldi secara khusus memberikan apresiasi kepada para penyuluh pertanian yang aktif membimbing petani dalam penerapan teknologi dan metode pertanian berkelanjutan. Berkat pendampingan yang intensif, nilai tukar petani (NTP) Sumbar kini tercatat lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Ia berharap keberadaan Sekolah Lapang Tematik (SLT) dapat terus menjadi wadah pembelajaran praktis bagi petani untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada pupuk serta pestisida kimia.

Baca Juga: TP-PKK Kabupaten Solok Boyong Sejumlah Penghargaan di Ajang PKK Sumbar 2025
“Sekolah Lapang Tematik ini harus menjadi contoh dan inspirasi bagi petani lain agar terus meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan, tanpa merusak lingkungan,” pesan Mahyeldi.
Program SLT tahun 2025 di Kabupaten Solok telah dilaksanakan sebanyak 11 kali kegiatan, melibatkan 14 kecamatan, dengan fokus utama pada efisiensi penggunaan pupuk dan pestisida hingga 50 persen. Selain itu, metode seperti penggunaan lampu perangkap hama di malam hari terbukti efektif menekan serangan organisme pengganggu tanaman dan meningkatkan produktivitas padi hingga 24 persen dibandingkan metode konvensional.
Panen Meningkat, Biaya Produksi Menurun
Sementara itu, Wakil Bupati Solok, Candra, menyampaikan bahwa program Sawah Pokok Murah telah memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesejahteraan petani. Menurutnya, hasil panen meningkat signifikan dari rata-rata 4–5 ton per hektar menjadi 6–7 ton per hektar.
“Program ini membuktikan bahwa dengan manajemen pertanian yang baik dan efisien, petani bisa mendapatkan hasil lebih besar dengan biaya lebih kecil,” jelas Candra.
Ia menambahkan, Kabupaten Solok saat ini menargetkan produksi padi tahun 2025 mencapai 316.000 ton, dengan 80 persen hasilnya berkontribusi terhadap pasokan pangan daerah sekitar.
“Dengan capaian ini, Kabupaten Solok siap menjadi penyedia bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), mendukung ketersediaan bahan pangan sehat dan terjangkau,” ujarnya.
Inovasi ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga memperbaiki kualitas tanah dan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.







